Kalo diresapi dalam-dalam memang faktanya saat ini sudah
hadir di tengah-tengah kita. Nggak bisa dipungkiri bahwa banyak di
antara manusia, termasuk kaum muslimin yang cinta dunia, lupa akhirat.
Kalo orang kafir sih rasa-rasanya wajar karena mereka tidak beriman
kepada Allah Swt., tetapi bagaimana dengan kaum muslimin yang beriman
kepada Allah? Ini yang justru aneh kalo hadir juga dalam perilaku kaum
muslimin. Nggak banget deh! Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Barang
siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah
keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di
dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak
ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS asy-Syura [42]: 20)
Berkaitan dengan kecintaan kepada dunia ini, memang
banyak banget faktanya. Perhiasan dunia itu sering menipu, gemerlapnya
bisa bikin kita terlena. Itu sebabnya, banyak manusia menjadikan dunia
sebagai tujuan akhir. Boleh sih, memiliki perhiasan dunia, tetapi
seperlunya saja dan jangan melupakan akhirat.
Sobat muda, sebagai muslim bukan berarti kita membenci dunia
sepenuhnya, Nggak juga kok. Akhirat memang yang utama, tetapi dunia juga
boleh kita nikmati. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi” (QS al-Qashash [28]: 77)
Ayat ini jelas memberikan kebolehan bagi kita untuk
menikmati dunia, tetapi tentunya tidak dijadikan sebagai yang utama dan
tujuan akhir. Sebab, akhirat tetap tujuan akhir kita, Bro. Maka, nggak
usahlah kita merasa terhina kalo gagal dapetin juara kelas. Nggak usah
merasa langit runtuh kalo kita nggak bisa kuliah di perguruan tinggi
incaran. Tak perlu merasa sedih kalo kita gagal lulus ujian. Biasa aja
lagi. Sebaliknya, jangan pula iri dengan prestasi dan kebanggaan semu
yang diraih orang-orang yang lalai atau malah orang kafir. Bila perlu
malah harusnya kita nasihati mereka agar sadar. Kita memang senang dan
boleh memburu perhiasan duniawi, tetapi itu sekadarnya saja.
Kita nggak bisa menjadikan perhiasan dunia sebagai
ukuran keberhasilan abadi. Sebab, percuma aja banyaknya hasil ‘buruan’
perhiasan dunia yang kita miliki, jika pada akhirnya hal itu melalaikan
kita dari beriman dan beribadah kepada Allah Swt. Rasulullah saw. saja,
amat sederhana dan tidak bermegah-megahan dengan harta. Dari Anas bin
Malik berkata, “Saya masuk kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
yang sedang berada di tempat tidur yang dipintal dan ditenun, dan di
bawah kepalanya ada bantal yang isinya serabut pohon kurma. Antara
kulitnya (Nabi) dan ranjang terdapat kain, lalu Umar masuk dan menangis,
Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, ‘Apa yang
membuat engkau menangis wahai Umar?’ la menjawab, ‘Demi Allah wahai
Rasulullah!, tidaklah Saya menangis melainkan karena Saya tahu bahwa
engkau adalah hamba yang paling mulia di sisi Allah dibandingkan Kisra
dan Kaisar. Mereka berdua hidup bergelimang dengan gemerlapnya dunia,
sedangkan engkau wahai Rasulullah di tempat seperti yang Saya lihat.”
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apakah engkau tidak
rela wahai Umar!, bagi mereka kehidupan dunia sedangkan bagi kita adalah
di akhirat?’ Saya menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah’ Nabi berkata,
‘Memang seharusnya demikian.’” (derajat hadist Hasan shahih, di dalam kitab Takhrijut-Targhiib (4/114). Muttafaqun ‘alaihi- Umar, tercantum dalam Shahih al-Adab al-Mufrad)
Oke deh sobat, kita fokus pada tujuan kita untuk
akhirat. Nggak usah pusing atau merasa iri jika prestasi duniawi tak
kita dapatkan. Nikmati dunia seperlunya, tetap tambatkan hati kita untuk
akhirat. Maka, dalam hal apapun (pendidikan, jabatan, harta, prestasi
dan sejenisnya), orientasi kita tetap akhirat. Itu artinya, semuanya
harus disesuaikan dengan syariat Islam. Kalo nggak sesuai, ya ngapain
diburu dan diperjuangkan perhiasan dunia tersebut. Iya nggak sih? So,
banggalah jadi muslim, nikmati dunia sesuai kebutuhan saja, jadikan
akhirat tujuan akhir. Beriman, berilmu, beramal shalih. Kita wujudkan
itu yuk! ^_^
Lainnya dari Artikel
0 komentar:
Posting Komentar