Masjid Abdurrahman Isma'il,
Komplek Kampus IAIN Antasari,
Jl. A. Yani KM. 4,5 Banjarmasin, Kalsel
Phone: +6289691780577 (Ikhwan) /
+6285651xxxxxx (Akhwat)
E-Mail: ldk_amal@yahoo.co.id

Sabtu, 20 September 2008

220 Juta Hadapi Kelaparan


Jumlah orang yang hidup di ambang kemiskinan’ meningkat hampir dua kali lipat dalam jangka waktu dua tahun saja, demikian diungkapkan oleh salah satu badan bantuan paling besar di dunia seperti dikutip dari BBC, Kamis (18/09).

Care International mengemukakan bantuan bernilai miliaran dolar akan terbuang begitu saja jika dana tersebut dipakai dengan keliru.

Kegagalan mengatasi berbagai masalah mendasar menyebabkan rakyat terperangkap dalam kemiskinan ekstrim sehingga jutaan orang tidak mampu menjangkau harga-harga makanan yang melonjak tinggi, ungkap badan bantuan tersebut.


Mengurangi kemiskinan dan kelaparan di seluruh dunia menjelang tahun 2015 merupakan tujuan penting PBB.

“Tidak adanya tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah kekurangan makanan di dunia terbukti telah menimbulkan kerugian yang sangat besar, dan orang-orang yang sangat miskinlah - yang tidak memiliki cukup makanan yang terkena akibatnya - kata Geofrey Dennis, pimpinan Care International UK.

Laporan yang berjudul, Hidup di ambang kemiskinan’ - mengatasi akibat tidak adanya tindakan’ dikeluarkan mendahului pertemuan puncak Tujuan Pembangunan Milenium organiasi tersebut, yang akan digelar di New York pekan depan.

Prioritas utama Tujuan Pembangunan Milenium atau MDG itu adalah mengurangi sampai lima puluh persen jumlah orang yang berpenghasilan kurang dari $1 per hari menjelang tahun 2015.

Himbauan Koordinasi

Laporan Care International itu, yang dikeluarkan hari Kami, mengungkapkan berbagai kebijakan terlalu ditujukan pada upaya menyelamatkan jiwa bukannya membina keuletan pendduduk.


‘Kendati sudah ada peringatan, dana masih tetap dibelanjakan dengan cara yang salah, dan ini memalukan,’ kata Dennis.

Laporan itu mengimbau para donor agar mengkoordinasikan bantuan darurat, serta komitmen pembangunan jangka panjang dengan lebih baik, dan memusatkan perhatian pada upaya memproduksi makanan serta membantu orang-orang miskin, termasuk mengembangkan sistem peringatan dini mengenai berbagai bencana.

“Berbagai pemerintah, PBB, donor serta badan-badan bantuan harus mengambil peluang baik ini untuk mngadakan perombakan struktural jangka panjang terhadap sistem bantuan yang akan melindungi orang-orang yang paling rawan dari keadaan darurat , dan membina keuletan mereka menghadapi masalah peningkatan harga, musim kering serta berbagai bencana lainnya.’

Laporan itu dikeluarkan satu hari setelah kepala badan pangan PBB, Jacques Diouf, mengatakan bahwa jumlah orang yang menderita kemiskinan ekstrim meningkat sebesar 75 juta menjadi sekitar 925 juta tahun lalu.

Demikianlah, hal ini menunjukkan kemiskinan berlanjut ketika kapitalisme ditancapkan di dunia ini dan kapitalisme pun telah gagal. Bagaimana mungkin kapitalisme akan menjamin kesejahteraan rakyat sementara sumber daya milik rakyat di suatu negeri dikeruk demi kepentingan negera-negera kapitalis?

Berbeda halnya dengan sistem khilafah yang telah terbukti menjamin kesejateraan Umat. Khilafah pula yang akan mengelola kepemilikan rakyat untuk dikembalikan kepada para pemiliknya, yakni rakyat. (bbc)



ads

Ditulis Oleh : LDK AMAL Hari: 23.46 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 

Bagaimana tampilan Web kami menurut Anda?